Cinta adalah kekuatan yg mampu
mengubah duri jadi mawar
mengubah cuka jadi anggur
mengubah sedih jadi riang
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah jadi muhibah.
Namun demikian, cinta pun bisa menghasilkan perubahan yang
sebaliknya: mengubah mawar menjadi duri, dan seterusnya.
Hal yang demikian bisa terjadi karena cinta bersemayam di dalam
hati yang bersifat labil. Seperti sabda Rasulullah saw :
"hati itu bersifat gampang terbolak-balik bagaikan bulu yang
terombang-ambing oleh angin yang berputar-putar".
Sebagaimana amal-amal dan perilaku kita yang senantiasa bersumber
dari niat dan motivasi di dalam hati, maka cinta pun bisa mewujud
dengan dasar niat yang beraneka rupa.
Ada cinta yang tulus, penuh kerelaan.
Namun ada pula cinta yang penuh duri dan racun.
Ada cinta yang merupakan buah keimanan dan ketaqwaan.
Namun ada pula cinta yang berlandaskan nafsu hina.
Bagi seorang muslim dan beriman, cnta terbesar dan cinta hakiki
ialah cinta kepada Allah. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam
berbagai rupa tanpa batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa
saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah dan
karena menggapai ridha-Nya.
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah.
(Al-Baqarah: 165)
Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah
Muhammad saw.), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.
(Ali Imran: 31)
"Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci
karena Allah."
(HR. At Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar